Peran Generasi Muda dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Guna Mensukseskan SDGs 2030


Kontribusi Generasi Muda Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Guna Mensukseskan SDGs 2030

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam penentu kemajuan suatu negara. Pendidikan didapatkan melalui lingkungan keluarga, masyarakat ataupun sekolah. Namun pada kenyataanya, saat ini kualitas pendidikan (formal) di Indonesia masih jauh dari kata baik dan masih banyak generasi muda yang mengabaikan pendidikan. Padahal generasi muda adalah penentu kehidupan suatu bangsa yang kelak akan memperjuangkan dan menjadi pemimpin bangsa Indonesia.
Pendidikan adalah sebuah proses penting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan seseorang dapat menjadi manusia seutuhnya dan sebenarnya. Melalui pendidikan pula dapat dilihat berkembangnya suatu negara. Semakin baik pendidikan suatu negara, maka semakin maju Negara tersebut.
Menurut laporan terbaru Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Education at Clance 2015, tingkat pendidikan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara dan data persentase Negara dengan tingkat putus SMA tertinggi di dunia ditempati Tiongkok dengan 64%, sedangkan Indonesia berada diurutan kedua dengan angka putus sekolah 60%. Dapat disimpulkan bahwa saat ini kualitas pendidikan Indonesia masih sangat rendah kerena Indonesia belum berhasil sepenuhnya mencetak generasi muda yang baik dan berkualitas. Sistem pendidikan yang masih buruk terjadi karena beberapa faktoryaitu:
- Kurikulum yang berubah-ubah, dengan seringnya pergantian kurikulum membuat bingung siswa dan guru mengenai standar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
- Kualitas guru yang masih jauh dari harapan. Guru merupakan ujung tombak dari pendidikan. Maka dari itu semakin baik kualitas guru maka semakin baik pula generasi muda yang dihasilkan.
- Minimnya sarana dan prasarana di sekolah. Sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam kegiatan ngajar-mengajar.
- Sedangkan putus sekolah terjadi karena beberapa hal diantaranya lemahnya ekonomi keluarga, kondisi lingkungan tempat tinggal, kurangnya minat untuk bersekolah dan sebagainya.

Pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami Bonus Demografi yaitu jumlah usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai 70% sedangkan sisanya 30% adalah penduduk yang tidak produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun). Dilihat jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai setitar 180 juta, sementara nonproduktifhanya 60 juta. Menurut lapran PBB, dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan pendudukan Indonesia akan terus turun sampai 2020.

Tentu saja ini menjadi berkah karena ini akan menguntungkan bagi system pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ketingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Namun hal ini pun dapat menjadi bencana jika Bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Masalah utamany aadalah, sumber daya manusia yang dimiliki masih jauh dari kata berkualitas hal ini terjadi karena minimnya tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Apabila ini terjadi maka tidak terlaksanyanya program SDGs tahun 2030.
Pada tangga 25-27 September 2015 telah terjadi pertemuan akbar di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat, dimana disahkanya dokumen SDGs (Sustainable Development Goals) yang dihadiri 193 negara. SDGs merupakan kelanjutan dari program MDGS (Millenium Development Goals), tujuan pembangunan Millenium mulai dijalankan pada September 2000 dan berakhir di tahun 2015.
SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan yang mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesejahteraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan tersebut disusunlah 17 Tujuan Global yang salah satunya menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
Dalam melaksanakan agenda besar ini diharapkan adanya partisipasi luas yang berkelanjutan dari seluruh masyarakat Indonesia seperti anggota perlementer, pemimpin daerah, masyarakat lokal, masyarakat sipil, buruh, pelaku bisnis dan khusunya generasi muda.
Kita sebagai generasi muda sudah seharusnya memiliki kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam permasalahan ini, yaitu:
- Sebagai generasi muda kita wajib belajar, dengan belajar kita dapat menjadi bibit yang berkualitas.
-  Mencintai Tanah Air, inilah yang mempengaruhi seseorang untuk membangun negaranya dengan penuh dedikasi dan dengan inilah akan timbul pola piker untuk memajukan negara.
- Mendukung segala kebijakan pemerintah, namun kebijakan yang tidak merugikan banyak pihak.
-   Ikut berperan aktif dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas.
-   Mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingngnya pendidikan bagi generasi muda.

Dengan adanya kontribusi generasi muda diharapkan dapat mensukseskan SDGs pada tahun 2030.

Sumber Pustaka




Komentar