BIPOLAR
Gangguan Afektif
adalah perubahan suasana pada afeksi
(emosi) atau mood (suasana hati
seseorang) biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya)
atau manik/elasi (suasana perasaan yang meningkat).
Bipolar
adalah gangguan yang bersifat episode berulang dimana ditandai oleh gejala
manik/hipomanik, depresi dan campuran. Studi Epidemiologic Catchment Area (ECA)
menemukan bahwa prevalensi sekali seumur hidup gangguan bipolar adalah antara 0,6%-1,1%
(antara 0,8%-1,1% pada pria dan 0,5%-1,3% pada wanita).
Gejala
Bipolar:
Manik
|
Depresi
|
Campuran (Hypomanic)
|
Euphoria
(gembira)
|
Kesedihan
|
Sulit
berkonsentrasi
|
Inflated
self-esteem (percaya diri berlebihan)
|
Merasa
tanpa harapan atau negative views
|
Mudah
tersinggung
|
Poor
judgment (kemampuan menilai menjadi jelek)
|
Despairing
(putus asa)
|
Rasa
nyeri kronis tanpa alasan yang jelas
|
Racing
thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran)
|
Anxiety
(kecemasan)
|
Insomnia
|
Aggressive
behavior (perilaku agresif)
|
Perasaan
bersalah
|
Sering
mangkir sekolah/kerja
|
Gampang
terganggu konsentrasi
|
Insomnia
|
Gelisah
|
Kegiatan
fisik meningkat atau Hyperactive
|
Nafsu
makan menurun atau bahkan naik.
|
Mengalami
manik dan depresi secara bersamaan
|
Risky
behavior (perilaku yang berbahaya)/
|
Merasa
lelah berlebihan
|
Halusinasi
|
Spending
sprees or unwise financial choices (tidak mampu mengelola uang, mengeluarkan
uang tanpa perhitungan)
|
Hilangnya
minat pada kegiatan yang dulu dinilainya menarik/ menyenangkan
|
Suicidal
preoccupation (rasa ingin atau tindakan bunuh diri
|
Meningkatnya
dorongan untuk berprestasi atau mencapai tujuan
|
Suicidal
preoccupation (rasa ingin atau tindakan bunuh diri
|
|
Meningkatnya
dorongan seksual
|
||
Berkurangnya
dorongan untuk tidur.
|
Gejala:
1. Seasonal
changes in mood. Seperti pada penyakit Seasonal Affective Disorder (gangguan
affektif musiman), suasana hati atau mood penderita bipolar dapat berubah
selaras dengan perubahan musim.
2. Rapid
cycling bipolar disorder. Pada beberapa penderita gangguan
bipolar perubahan suasana hati berlangsung cepat.
3. Psikosis.
Pada penderita bipolar dengan gejala manik atau depresi berat, sering muncul
gejala psikosis yaitu pemikiran yang tidak berdasar realita. Gejalanya bisa
berupa halusinasi (suara atau penglihatan) dan delusi (percaya sesuatu yang
berbeda dengan kenyataan).
Tahap campuran atau mixed state,
akibat dari ganguan ini penderita paranoid, lelah, dan benci semua hal. Kasus
ini lebih berbahaya karena biasanya disertai halusinasi serta delusi, dan
perlahan membenci dirinya. Pada tahap ini juga penderita sering merasakan ingin
bunuh diri.
Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder IV Text Revision (DSM-IV TR)
mengklasifikasikan gangguan bipolar menjadi 6 macam, yaitu:
1. Depresi berat (major
depressive):
terjadi episode depresi berat (tunggal atau kambuhan) tanpa ada ada manik dan hipomanik.
2. Distimic (Dysthymic): perasaan
depresi lebih sering dari pada tidak, setidaknya dialami 2 tahun (tetapi tidak
masuk dalam kriteria depresi berat).
3. Bipolar I: terjadi
episode manik atau episode campuran serta diikuti episode depresi mayor.
4. Bipolar II: terjadi
episode depresi mayor dan diikuti satu atau lebih episode hipomanik atau
episode campuran.
5. Siklotimik (Cyclothymic): ditandai
dengan sejumlah periode tanda depresi tetapi tidak mengarah pada kriteria episode
depresi mayor. Setidaknya 2 tahun mengalami gejala yang disertai episode hipomanik.
6. Bipolar
non-spesifik:
ditandai dengan episode manik tetapi kriterianya tidak sama dengan bipolar I, bipolar
II atau Siklotimik. (Hirschfeld, dkk., 2002)
Penyebab
terjadinya bipolar:
ü Genetika
atau riwayat keluarga.
ü Lingkungan
ü Fisiologis.
ü Penyalahgunaan
obat-obatan terlarang atau alkohol.
ü Mengalami
perubahan hidup yang drastis, seperti ditinggal mati orang yang dicintai.
ü Usia
remaja.
ü Gangguan
neurotransmitter di otak.
ü Gangguan
keseimbangan hormonal.
Akibat dari ganguan
bipolar:
• Masasah terkait kepada kecanduan alkohol
atau narkoba.
• Masalah hukum.
• Masalah keuangan.
• Permasalahan hubungan sosial.
• Isolasi dan hidup menyendiri.
• Kinerja buruk di sekolah atau ditempat
kerja.
• Sering bolos kerja atau sekolah.
•
Bunuh diri.
Pengobatan Gangguan
Bipolar
Gangguan bipolar membutuhkan pengobatan
jangka panjang. Oleh karena itu meski penderitanya sudah merasa sembuh, dokter
biasanya tidak akan menghentikan pengobatan begitu saja. Tujuannya untuk
menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode manik dan depresi agar
penderita bisa hidup secara normal dan membaur dengan orang-orang di sekitarnya.
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita bipolar yaitu:
- Penderita bipolar akan di anjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup dan mengadopsi pola makan yang sehat
- Menjauhkan penderita bipolar dari pemicu gangguan tersebut.
- Dengan obat-obatan. Ada sejumlah obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati gangguanbipolar, tergantung gejala serta riwayat kesehatan masing-masing penderita, diantaranya: Antikonvulsan, seperti misalnya lamotrigne dan divalproex. Obat yang berfungsi sebagai penstabil suasan hati jangka panjang dan di gunakan untuk mengobati episode manik. Efek samping penggunaan antikonvulsan diantaranya adalah mengantuk, pusing dan kenaikan berat badan.Lithium, yakni obat yang mampu mencegah terjadinya gejala manik dan depresi serta menstabilkan suasana hati. Selama pengobatan ini, tes darah untuk memeriksa kadar lithium di dalam tubuh perlu dilakukan secara rutin. Hal tersebut untuk memastikan untuk mencegah terjadinya efek samping serius berupa gangguan pada ginjal dan kelenjar tiroid. Antipsikotik, misalnya olanzapine dan ariprazol. Antipsikotik diresepkan untuk mengatasi episode manik dan juga efektif untuk menstabilkan suasana hati. Beberapa efek samping penggunaan antipsikotik adalah peningkatan detak jantung, penglihatan kabur, gemetar dan penurunan daya ingat.
- Terapi pskiater. Di dalam terapi psikologis, pasien akan dekenalkan oleh masalah kejiwaan yang sedang mereka alam. Psikiater atau ahli terapi akan membimbing pasien untuk mau megubah pemikiran dan perilaku negatif mereka tersebut menjadi positif.
- Algoritma terapi. Pengobatan gangguan bipolar dapat bervariasi tergantung pada jenis episode pasien. Setelah didiagnosis dengan gangguan bipolar pasien harus mendapat mood stabilizer (misalnya litium, valproat) untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Selama episode akut obat dapat ditambahkan dan kemudian dapat diturunkan takarannya setelah pasien stabil (Drayton & Weinstein, 2008).
Sumber:
Komentar
Posting Komentar