DIKSI

DIKSI



A.    Pengertian Diksi

Diksi (pilihan kata) adalah upaya memilih kata untuk mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu (yang terpilih) untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Diksi digunakan untuk memahami makna kata, tetapi juga untuk membedakan nuansa makna kata. Pemilihan kata memilih kata mana yang tepat dan kata yang cocok dan kata tersebut maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat pemakainya.
Contoh pada kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas, gugur, kembali ke haribah Tuhan dan lain sebagainya. Kata tersebut tidak dapat bebas digunakan karena ada nilai rasa dan nuansa makna yang membedakannya. Kita tidak dapat mengatakan kucing kesayangan ku wafat tadi malam. Sebaliknya kurang tepat pula jika kita menyatakan Pak Camat mati tadi malam. Fungsi diksi:
1) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2)      Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
3)    Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
4)      Menciptakan suasana yang tepat.
5)      Mencegah perbedaan penafsiran.
6)      Mencegah salah pemahaman.
7)      Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

B.     Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
Menurut Keraf (1994:88) ada 6 syarat ketetapan pemilihan kata yaitu:                    
Dapat membedakan antara denotasi (makna sebenarnya) dan konotasi (makna kiasan). Misalnya:

a.       Antara tulang frontale dan tulang parientale terdapat satura koronaria.
b.      Ayah menjadi tulang punggung keluarga.

2          Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim (persamaan makna kata). Misalnya:

a.       Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha itu?
b.      Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah perubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

Dua kata bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa, misalnya:
·        Bunga mawar adalah merupakan jenis tanaman semak dari genus rosa. (salah)
Bunga mawar adalah jenis tanaman semak dari genus rosa. (benar)
·       Ia bekerja keras agar supaya sukses. (salah)
Ia bekerja keras agar sukses. (benar)

3          Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya. Misalnya:

intensif-insentif,                       interferensi-inferensi,
karton-kartun,                         preposisi-proposisi,

4         Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak. Misalnya:

keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan

5        Dapat membedakan antara kata umum dan kata khusus. Semakin luas ruang lingkup suatu            kata, semakin umum sifatnya, sebaliknya makna kata semakin sempit. Semakin khusus makna            yang kata yang dipakai, pilihan kata semakin tepat. Misalnya:

Kata umum: meliat
Kata khusus: melotot, membelalak, mengawasi, meneliti dan sebagainya.


6        Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat. Misalnya:

Pasangan yang Salah
Pasangan yang Benar
antara … dengan …
antara … dan …
tidak … melainkan …
tidak … tetapi …
baik … ataupun …
baik …. maupun …
bukan … tetapi …
bukan …. melaikan …

Contoh pemakaian kata hubung yang salah
Contoh pemakaian kata hubung yang benar
Antara hati dengan jiwa saling berkaitan.
Antara hati dan jiwa saling berkaitan.
Korban banjir itu tidak mendapatkan makanan, melainkan sembako.
Korban banjir itu tidak mendapatkan makanan, tetapi sembako.
Sebagai manusia baik berkulit putih ataupun hitam, harus tetap mencintai bumi dengan sepenuh hati.
Sebagai manusia baik berkulit putih maupun hitam, harus tetap mencintai bumi dengan sepenuh hati.
Bukan Argentina yang menjuarai piala dunia 2014, tetapi Jerman.
Bukan Argentina yang menjuarai piala dunia 2014, melaikan Jerman.

C.    Idiom dan Ungkapan Idiomatis

Menurut Badudu (1989:47) “… idiom adalah bahasa yang teradatkan…” Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti didalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya gulung tikar, adu domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya.
Tingkatan idiom adalah pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frasa. Pasangan kata semacam itu pantas disebut ungkapan idiomatik. Contoh kata bertemu dengan, dibacakan oleh dan sebagainya.
Kedua contoh dibawah ini belum idiomatik.

(a)    Presiden Jokowi bertemu beberapa Menteri.
(b)   Perayaan hari kemerdekaan bertepatan bulan puasa.

Pada contoh (a) dan (b) terdapat kesalahan karena terasa timpang. Pembentukannya tidak lain dengan cara menempatkan pasangan kata masing-masing.

(a-1) Presiden Jokowi bertemu dengan beberapa Menteri
(b-1) Perayaan hari kemerdekaan bertepatan dengan bulan puasa.

Dalam hal pemikiran kata, adakalanya kita perlu memperhatikan kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat menciptakan ungkapan idiomatik. Contoh kata yang berpasangan:

berbicara tentang
sejalan dengan
berdasarkan pada       
sampai ke
berkenaan dengan
disebabkan oleh
sehubungan dengan
terbuat dari     
sesuai dengan
                                               
Perhatikan contoh pemakaian kata berpasangan yang salah dalam kalimat berikut. Perbaikannya adalah dengan memakai pasangan kata yang ditempatkan dalam tanda kurung.

1)  Penyakit kaki gajah disebabkan karena cacing filaria. (disebabkan oleh)
2)      Sesuai keputusan rapat ... (sesuai dengan)
3)      Sidang ini berdasarkan permintaan hakim … (berdasar pada)
4)      Atlet beladiri terdiri dari tiga pria dan empat wanita. (terdiri dari/atas)
5)      Keputusan bergantung atasan. (bergantung pada/tergantung pada)

D.    Homonim, Homofon dan Homograf

1          Homonim: sama nama atau sama bunyi tetapi berbeda makna. Contoh:

Genting (atap rumah)        Genting (keadaan)
Bandar (pelabuhan)           Bandar (pemegang uang dalam perjudian)

2          Homofon: sama bunyi berbeda tulisan, dan berbeda makna. Contoh:

-          Sanksi (hukuman) dan sangsi (ragu-ragu/bimbang)
-          Bank (tempat penyimpanan uang) dengan bang (sebutan kakak laki laki)

3          Homograf: kesamaan tulian berbeda bunyi dan berbeda. Contoh:

-          Buah kesukaan Andi apel (buah).
-          Sesudah apel (upacara) dilapangan.
-          Yang ia tahu (pengetahuan), bahwa penculik itu melarikan diri.
-          Tahu (makanan) isi buatan ibu ramai dibeli pembeli.



E.     Abstrak dan Konkret

Kata abstrak mempunyi referensi berupa konsep, sedangkan konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Contoh:
-          APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen. (konkret)
-          Kebaikan (abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak.
-          Kebenaran (abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.

F.     Perubahan Makna

Bahasa berkembang sesuai tuntutan masyarakat pemakainya. Faktor penyebab perubahan makna:

1          Kebahasaan
      Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi:

a)      Perubahan intonasi
Perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama dan tekanan, misalnya:

-          Ibu, saya makan nasi goreng.
-          Ibu saya, makan nasi goreng

b)      Perubahan struktur frasa
-          Kaleng susu (kaleng bekas tempat susu)
-          Susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng)
-          Dokter gigi (dokter spesialis gigi)
-          Gigi dokter (gigi yang dimiliki dokter)

c)      Perubahan bentuk kata
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk, misalnya: tua (tidak muda) jika di tambah ke- menjadi ketua (pemimpin), sayang (cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang mencintai).

d)      Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah
Misalnya: Ibu Ratna menyerahkan laporan itu lantas dibacanya.

Kalimat tersebut salah sehingga menghasilkan makna ibu ratna dibaca setelah menyerahkan surat (aneh bukan?). Kesalahan terjadi pada kesejajaran bentuk kata menyerahkan dan diserahkan, seharusnya menyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan.

-          Setelah diserahkan oleh Ibu Ratna laporan itu dibaca oleh    penerimanya.
-          Setelah diserahkan oleh Ibu Ratna laporan itu ia baca.



2            Kesejarahan
                        Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untung menyebut perempuan             penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini, setelah orang melupakan peristiwa             tersebut menggunakannya kembali, dengan pertimbangan, kata perempuaan lebih mulia dari               kata wanita. Misalnya:

-          Pidato Menteri Kesehatan sangat berbobot. (sekarang berkualitas)
-          Hasil kerjanya mengagumkan banyak pihak. (sekarang kinerja)

               Kesosialan
        Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata grombolan yang pada                      mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian kata itu tidak digunakan                    karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok dan sebagainya. Misalnya:

-          Militer disebut baju hijau
-          Guru disebut pahlawan tanpa jasa

4             Kejiwaan
         Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan, yaitu:
a.      Tabu
Pelacur disebut tunasila atau penjaja seks komersial (psk).
Koruptor disebut penyalah gunaan jabatan.
b.      Kehalusan (pleonasme)
Bodoh disebut kurang pandai.
Malas disebut kurang rajin.
c.       Kesopanan
Ke kamar mandi disebut ke belakang
Gagal disebut kurang berhasil

5               Bahasa asing
           Perubahan makna karena faktor bahasa asing. Misalnya:

-          kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP
-          Jalur khusus bus disebut busway
-          Kereta api satu rel disebut monorel

6               Kata baru
             Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan             tersebut memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan komunikasi, misalnya:

-          Jaringan kerja (jejaring) untuk menggantikan network
-          Kinerja menggantikan performance
-          Klarifikasi untuk menggantikan clarification
-          Konfirmasi untuk menggantikan confirmation



G.    Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata

a          Kesalahan pemakaian gabungan kata yang mana, di mana, dan daripada
Perhatikan contoh pemakaian di mana, yang mana, dan daripada yang salah dalam kalimat di bawah ini.

1)      Marilah kita dengarkan doa yang mana akan dipimpin oleh Pak Miftah.
2)      Kita perlu mensyukuri nikmat di mana kita telah diberi rezeki oleh Tuhan.

               Ada dua jenis kesalahan dalam pemakaian bentuk gabung diatas. Kesalahan                          pertama terjadi ketidak efektifan pada kalimat (1) yaitu pada penggunaan kata mana.                          Kesalahan kedua, bentuk gabung di mana tidak boleh dipakai dalam kalimat (2) karena                      seperti dua bentuk gabung kalimat yang peruntukkannya salah. Fungsi di mana dan yang mana           bukan sebagai penghubung klausa-klausa, baik di dalam sebuah kalimat maupun penghubung             antar kalimat. Pada kalimat (2) dapat dilakukan dengan menempatkan kata karena sebagai kata            penghubung yang tepat sehingga bunyi kalimatnya menjadi:

(2a) Kita perlu mensyukuri nikmat (Tuhan) karena (kita) telah diberi rezeki oleh Tuhan.

Sesuai dengan fungsinya yang benar, pemakaian di mana, yang mana, dan daripada yang tapat adalah sebagai berikut:

a)      Bentuk gabung di mana dipakai sebagai kata tanya untuk menanyakan tempat.          
-    Di mana letak buku itu?
-    Di mana tempat penelitiannya?
b)      Bentuk gabung yang mana dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan.

-    Kamu memilih baju yang mana?
-    Sepatu yang mana yang kamu pilih?

c)      Bentuk gabung daripada untuk membentuk perbandingan pengontrasan sesuatu terhadap yang lainnya.

-    Harga baju itu lebih mahal daripada harga laptop.
-    Daripada pergi ke rumah paman lebih baik belajar.


b             Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke
               Pemakaian kata dengan dalam kalimat sering tidak tepat. Kata dengan dapat difungsikan untuk            menyatakan hal berikut:

1)      Adanya alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu.

-    Ibu menyuci dengan mesin cuci.
-    Dengan tampilannya yang energik Selena Gomez memukau ribuan penggemarnya.

2)      Adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama.

-    Dosen itu sedang melakukan bibingan dengan mahasiswanya.
-    Tanpa sengaja Ratna bertemu dengan sahabat lamanya.

3)      Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain.

-    Bersama dengan surat lamaran pekerjaan ini, saya lampirkan CV saya.
-    Acara peringatan Sumpah Pemuda berjalan dengan baik.

      Sejajar dengan kekeliruan kata sambung dengan, pemakaian yang keliru juga sering terjadi         untuk kata depan di dan ke yang seharusnya di isi oleh kata pada dan kepada. Kata depan di dan         ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan waktu, sedangkan kepada harus diikuti oleh nama/jabatan         orang atau kata ganti orang. Contoh:

-    Pekan Olahraga Nasional tahun ini dilaksanakan di Bandung.
-    Masyarakat agraris umumnya berorientasi ke masa lalu.
-    Permohonan cuti diajukan kepada direktur.

c             Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia
        Dalam pertemuan formal di masyarakat, kita sering mendengar kata berbahagia dipakai               secara keliru oleh pembawa acara dan juga oleh pembicara lain. Umumnya kata berbahagia                 dimunculkan pada bagian awal ketika pembicara menyapa hadirin. Berikut contoh yang keliru:

(a)    Selamat malam dan selamat datang di tempat yang berbahagia ini.
(b)   Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin untuk…

                 Mengapa pemakaian kata berbahagia pada contoh di atas keliru? Karena kata berbahagia           bukan  kata sifat.
         Kata berbahagia berasal dari kata sifat, lalu diberi awalan ber- sehingga menjadi kata                 kerja. Perhatikan proses perubahan kata sifat menjadi kata kerja dan arti yang ditimbulkannya:

Bahagia (ks)                berbahagia (kk) à merasa bahagia
Sedih (ks)                    bersedih (kk) à merasa sedih

  Seperti kita ketahui, kata kerja dipakai untuk menerangkan aktivitas atau pekerjaan. Yang dapat merasakan bahagia adalah manusia, bukan tempat atau kesempatan. Oleh manusia tempat dapat dijadikan aman, bersih dan indah sehingga dapat membahagiakan. Agar arti kedua kalimat contoh di atas menjadi logis, kata berbahagia diganti menjadi membahagiakan atau menyenangkan.

(a)   Selamat malam dan selamat datang di tempat yang membahagiakan ini.
(b)   Pada kesempatan yang menyenangkan ini, kami mengajak hadirin untuk…


DAFTAR PUSTAKA

Finoza. L. 1993. Komposisi bahasa indonesia untuk mahasiswa nonjurusan bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hs. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia matakuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Jakarta.

Komentar